Friday, November 17, 2006

Eksekusi Tibo Cs Munculkan Masalah Baru

syallomdaily

Eksekusi mati terhadap Fabianus Tibo, Marianus Riwu dan Frans Da Silva bukan menyelesaikan masalah di Poso,sebaliknya malah melahirkan masalah baru hingga konflik terus berkepanjangan sampai kini.

Hal ini disampaikan Arun Pangarungan, utusan GMKI dari Cabang Tanah Toraja (Tator) kepada wartawan disela-sela pelaksanaan Kongres Nasional XXX GMKI di Media Center, Selasa (7 November) kemarin.

Lima tahun terjadinya konflik di Poso sejak 2001 silam, hingga kini pemerintah belum menemukan solusi penyelesaian konflik. Kemampuan pemerintah hanyalah mendatangkan militer untuk meredam konflik yang terjadi.

Penembakan terhadap pendeta dan warga sipil di Poso menjadi bukti bahwa konflik di Poso belum tuntas hingga kini. Hasil dari pertemuan Malino pun tak mampu menyelesaikan masalah.

Arun secara tegas menampik jika konflik yang terjadi di Poso karena masalah etnis dan agama. Konflik yang terjadi di Poso karena masalah kepentingan diantara pemegang kekuasaan. “Tidak benar kalau konflik yang terjadi di Poso karena masalah etnis dan agama. Tidak ada masalah etnis dan agama di Poso,” ujar Arun.

Sebaliknya, konflik di Poso kata dia, dimanfaatkan dengan baik oleh militer untuk dijadikan sebagai pilot projek tetap mempertahankan eksistensinya di sana. Terbuktikan kata dia, dengan ditemukannya 3000 butir peluru hasil produksi PT. Pindad yang khusus hanya digunakan oleh militer.

Masalah yang terjadi di Poso saat ini jelas dia, sudah sangat kompleks sehingga harus ada sikap tegas pemerintah dalam menyelesaikannya.

Kepada pengurus pusat GMKI, Arun meminta agar jangan sebatas mengeluarkan seruan moral dalam menyikapi konflik yang terjadi di Poso. Yang paling penting adalah adanya sebuah gerakan yang mampu mempengaruhi kebijakan politik yang ditelorkan dalam menyelesaikan konflik Poso. ***

No comments: