Goklas Nababan, Ketua Umum GMKI Terpilih 2006-2008
Setelah terjadinya perbedaan persepsi antara Pengurus Pusat dan Cabang-cabang mengenai Angaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga GMKI tentang criteria Ketua Umum dan bahkan sempat menemui jalan buntu (deadlock) pada hari Minggu (12/11), Kongres XXX GMKI di aula Balai Diklat Propinsi NTT di Kupang, Senin (13/11), akhirnya berhasil memilih Goklas Nababan dari GMKI Cabang Bogor sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) untuk masa tugas 2006-2008.
Dalam sidang pemilihan itu, Nababan mengumpulkan 30 suara mengalahkan Sustrisno Pangaribuan dari Cabang Medan yang hanya memperoleh 9 suara dalam pemilihan yang diikuti 53 dari 55 cabang GMKI. GMKI Cabang Manado dan Tomohon tidak memberikan hak suara karena utusan dari dua daerah itu telah meninggalkan arena kongres lebih awal.
Dalam sidang pemilihan yang dipimpin pengurus pusat GMKI, Hendrik Taisuta itu, 13 suara menyatakan abstain dan satu surat suara dinyatakan tidak sah. Dengan meraih dukungan 30 suara itu, majelis sidang menetapkan Goklas Nababan sebagai Ketua Umum PP GMKI.
Sidang pemilihan ketua umum itu dilakukan setelah Janes Manurung, salah satu kandidat ketua umum yang berasal dari Cabang Medan mengundurkan diri dari bursa calon. Pada sidang pemilihan bakal calon, Minggu (12/11), Manurung memperoleh dukungan terbanyak yakni 23 suara, namun mendapat protes dari sebagian peserta yang menilai figur ini tidak pantas menjadi calon Ketua Umum GMKI, hingga sidang pemilihan menemui jalan buntu.
“Pengunduran diri Janes Manurung disampaikan secara lisan kepada pimpinan sidang,” ungkap Goklas Nababan usai terpilih sebagai Ketua Umum GMKI. Sedangkan calon dari Cabang Kupang, Lifen Seli, katanya, juga menyatakan mengundurkan diri.
Sementara itu untuk jabatan Sekretaris Umum GMKI, secara aklamasi para peserta Kongres memilih Naftali Janin dari Cabang Palangkaraya. Semula, calon sekretaris umum ada dua orang yakni Naftali Janin dan Raja dari Cabang Bandung. Namun Raja memilih mundur dari pencalonan sebelum memasuki tahap pemilihan.
Untuk mengisi 28 jabatan yang ada di PP GMKI, kata Goklas, akan ditetapkan di Jakarta.
“Formatur yang telah dibentuk hanya untuk menetapkan cabang-cabang yang akan masuk dalam struktur kepengurusan PP, sedangkan nama-nama pengurus akan digodok di Jakarta,” katanya.
Goklas mengakui, dirinya terpilih sebagai Ketua Umum GMKI setelah dua kandidat yang semula dijagokan peserta kongres memilih mundur dari pencalonan. Dikatakan, dalam kepemimpinannya akan dilakukan konsolidasi internal sehingga GMKI menjadi organisasi yang mampu membentuk kader-kader bangsa yang handal.
Kita datang untuk menang, kita berjuang untuk menang. Itus aya ucapkan ketika saya mencalonkan diri. Sekarang saya terpilih dan ke depan saya akan terus menjalankan berbagai program yang sudah maupun belum sempat diselesaikan oleh pengurus lama, seperti tanah milik GMKI di Salemba yang sudah dijual.
Selain itu tetap dilakukan penataan dan pembenahan organisasi, kaderisasi dan konsolidasi. Ini sudah menjadi harapan dari pengurus lama. Untuk pengkaderan, tetap dilakukan sesuai Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader (PDSPK) yang telah disiapkan PP GMKI 2006. Kecuali itu bersama pengurus yang baru, kami berusaha membawa perubahan dalam budaya organisasi agar ke depan, GMKI bisa lebih baik lagi.
Saya berharap semua komponen PP GMKI yang baru saling mendukung, bergandengan tangan dan lebih bekerja keras membangun konsolidasi antara daerah dan pusat agar ke depan organisasi GMKI lebih matang dalam menghadapi aneka persoalan bangsa yang kian hari kian bertambah berat.***
Dalam sidang pemilihan itu, Nababan mengumpulkan 30 suara mengalahkan Sustrisno Pangaribuan dari Cabang Medan yang hanya memperoleh 9 suara dalam pemilihan yang diikuti 53 dari 55 cabang GMKI. GMKI Cabang Manado dan Tomohon tidak memberikan hak suara karena utusan dari dua daerah itu telah meninggalkan arena kongres lebih awal.
Dalam sidang pemilihan yang dipimpin pengurus pusat GMKI, Hendrik Taisuta itu, 13 suara menyatakan abstain dan satu surat suara dinyatakan tidak sah. Dengan meraih dukungan 30 suara itu, majelis sidang menetapkan Goklas Nababan sebagai Ketua Umum PP GMKI.
Sidang pemilihan ketua umum itu dilakukan setelah Janes Manurung, salah satu kandidat ketua umum yang berasal dari Cabang Medan mengundurkan diri dari bursa calon. Pada sidang pemilihan bakal calon, Minggu (12/11), Manurung memperoleh dukungan terbanyak yakni 23 suara, namun mendapat protes dari sebagian peserta yang menilai figur ini tidak pantas menjadi calon Ketua Umum GMKI, hingga sidang pemilihan menemui jalan buntu.
“Pengunduran diri Janes Manurung disampaikan secara lisan kepada pimpinan sidang,” ungkap Goklas Nababan usai terpilih sebagai Ketua Umum GMKI. Sedangkan calon dari Cabang Kupang, Lifen Seli, katanya, juga menyatakan mengundurkan diri.
Sementara itu untuk jabatan Sekretaris Umum GMKI, secara aklamasi para peserta Kongres memilih Naftali Janin dari Cabang Palangkaraya. Semula, calon sekretaris umum ada dua orang yakni Naftali Janin dan Raja dari Cabang Bandung. Namun Raja memilih mundur dari pencalonan sebelum memasuki tahap pemilihan.
Untuk mengisi 28 jabatan yang ada di PP GMKI, kata Goklas, akan ditetapkan di Jakarta.
“Formatur yang telah dibentuk hanya untuk menetapkan cabang-cabang yang akan masuk dalam struktur kepengurusan PP, sedangkan nama-nama pengurus akan digodok di Jakarta,” katanya.
Goklas mengakui, dirinya terpilih sebagai Ketua Umum GMKI setelah dua kandidat yang semula dijagokan peserta kongres memilih mundur dari pencalonan. Dikatakan, dalam kepemimpinannya akan dilakukan konsolidasi internal sehingga GMKI menjadi organisasi yang mampu membentuk kader-kader bangsa yang handal.
Kita datang untuk menang, kita berjuang untuk menang. Itus aya ucapkan ketika saya mencalonkan diri. Sekarang saya terpilih dan ke depan saya akan terus menjalankan berbagai program yang sudah maupun belum sempat diselesaikan oleh pengurus lama, seperti tanah milik GMKI di Salemba yang sudah dijual.
Selain itu tetap dilakukan penataan dan pembenahan organisasi, kaderisasi dan konsolidasi. Ini sudah menjadi harapan dari pengurus lama. Untuk pengkaderan, tetap dilakukan sesuai Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader (PDSPK) yang telah disiapkan PP GMKI 2006. Kecuali itu bersama pengurus yang baru, kami berusaha membawa perubahan dalam budaya organisasi agar ke depan, GMKI bisa lebih baik lagi.
Saya berharap semua komponen PP GMKI yang baru saling mendukung, bergandengan tangan dan lebih bekerja keras membangun konsolidasi antara daerah dan pusat agar ke depan organisasi GMKI lebih matang dalam menghadapi aneka persoalan bangsa yang kian hari kian bertambah berat.***
No comments:
Post a Comment