Piet Tallo: Aktivis GMKI harus jaga Jati diri
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Piet A Tallo, S.H, meminta para aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) untuk tetap menjaga jati diri. Sebab ini merupakan prasyarat penting untuk menjadi pemimipin andal masa depan.
“Saya minta semua aktivis GMKI tetap menjaga jati diri sebagai seorang aktivis yang profesional sehingga bisa menjadi pemimpin masa depan yang handal,” tutur Tallo saat membawakan makalah dengan tajuk Implementasi Otonomi Daerah di Propinsi NTT dalam kegiatan Kongres XXX GMKI di aula Pendidikan dan Latihan (Diklat) Propinsi NTT, Selasa (7/11).
Gubernur Tallo mengatakan, sebagai organisasi kader, aktivis GMKI harus mempersiapkan diri secara matang dengan mengikuti pola pengkaderan organisasi GMKI secara baik.
Dalam proses pembangunan di Propinsi NTT, lanjut Tallo, juga salah seorang mantan aktivis GMKI, harus tetap mengedepankan pendekatan budaya dalam menyelesaikan persoalan pembangunan. “Dalam menyelesaikan suatu persoalan pemerintah selalu bersikap adil. Kita tidak pernah melihat latar belakang suku, agama dan asal seseorang dalam menyelesaikan suatu persoalan,” tegas Tallo..
Dalam otonomi daerah dengan berbagai regulasi ikutannya,jelas Tallo, ternyata berdampak dan ikut menimbulkan persoalan baru di daerah karena banyak muncul penguasa baru di daerah yang mengatur pemerintahan secara ‘sesuka hati’.
“Karena merasa memiliki otonomi muncullah raja-raja kecil di daerah yang mengatur pemerintahan sesuka hati. Raja-raja kecil ini yang selalu bikin masalah di daerah,” tegas Tallo.
Hari kedua kegiatan Kongres XXX GMKI di Kupang berlangsung meriah. Dimana para delegasi dari berbagai daerah di Indonesia itu begitu antusias mendengar materi – materi para pemakalah dengan dengan dipandu moderator Sihar M. Gurning, salah satu Pengurus Pusat GMKI.
“Saya minta semua aktivis GMKI tetap menjaga jati diri sebagai seorang aktivis yang profesional sehingga bisa menjadi pemimpin masa depan yang handal,” tutur Tallo saat membawakan makalah dengan tajuk Implementasi Otonomi Daerah di Propinsi NTT dalam kegiatan Kongres XXX GMKI di aula Pendidikan dan Latihan (Diklat) Propinsi NTT, Selasa (7/11).
Gubernur Tallo mengatakan, sebagai organisasi kader, aktivis GMKI harus mempersiapkan diri secara matang dengan mengikuti pola pengkaderan organisasi GMKI secara baik.
Dalam proses pembangunan di Propinsi NTT, lanjut Tallo, juga salah seorang mantan aktivis GMKI, harus tetap mengedepankan pendekatan budaya dalam menyelesaikan persoalan pembangunan. “Dalam menyelesaikan suatu persoalan pemerintah selalu bersikap adil. Kita tidak pernah melihat latar belakang suku, agama dan asal seseorang dalam menyelesaikan suatu persoalan,” tegas Tallo..
Dalam otonomi daerah dengan berbagai regulasi ikutannya,jelas Tallo, ternyata berdampak dan ikut menimbulkan persoalan baru di daerah karena banyak muncul penguasa baru di daerah yang mengatur pemerintahan secara ‘sesuka hati’.
“Karena merasa memiliki otonomi muncullah raja-raja kecil di daerah yang mengatur pemerintahan sesuka hati. Raja-raja kecil ini yang selalu bikin masalah di daerah,” tegas Tallo.
Hari kedua kegiatan Kongres XXX GMKI di Kupang berlangsung meriah. Dimana para delegasi dari berbagai daerah di Indonesia itu begitu antusias mendengar materi – materi para pemakalah dengan dengan dipandu moderator Sihar M. Gurning, salah satu Pengurus Pusat GMKI.
No comments:
Post a Comment