TNI AL dan Angkatan Laut Australia Latih Tempur Bersama
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan Angkatan Laut Australia latihan tempur bersama di perairan Laut Autralia dan Laut Timor tanggal 15 - 18 November 2006. Latihan ini untuk meningkatkan profesionalisme prajurit, meningkatkan pengamanan di laut dan mempererat hubungan antara Indonesia - Autralia, yang semakin membaik akhir-akhir ini.
Panglima Armada Timur (Pangarmatim), Laksamana Muda (TNI) Moekhlas Sidik, MPH, mengatakan hal itu kepada Wartawan usai bertemu Gubernur NTT, Piet A Tallo, S.H, Rabu (15/11) pagi.
Sidik mengatakan, latihan tempur TNI AL bersama prajurit Angkatan Laut Australia sering dilakukan. Hanya selama sembilan tahun terhenti. “Kini, kita coba lagi, bersamaan membaiknya hubungan ke dua negara tersebut,” katanya.
Dalam latihan bersama ini, demikian Sidik, yang terpenting harga diri bangsa tetap dijaga, dan mereka juga harus memahaminya. Dengan adanya saling pengertian, lanjut Sidik, memberi hubungan baik dan saling menghargai kedua negara.
Dalam latihan tempur bersama ini, jelas Sidik, TNI AL menggunakan dua kapal perang yang didukung 60 personil tiap kapal, dan Australia juga akan menggunakan dua kapal perangnya.
Materi pelatihan, jelas Sidik, latihan penembakan di laut dan bagaimana menyelesaikan suatu sasaran yang harus dikejar di laut, latihan komunikasi secara internasional dan lainnya.
Latihan tempur ini, lanjut Sidik, starl dari Perairan laut Australia dan akan berakhir di perairan Laut Timor. Kupang dipilih, lanjutnya, karena selain jarak, juga memadai dengan waktu latihan tiga hari. “Kami ingin Kupang menjadi salah satu pangkalan angkatan laut yang kami kembangkan. Titik luar yang bisa mengobservasi perairan di selatan,” kata Sidik.
Ditanya apakah latihan ini ada kaitannya dengan maraknya penangkapan nelayan asal Indonesia di perairan Australia? Sidik mengatakan, latihan ini bermuara kepada kepentingan dua angkatan laut (TNI AL dan Angkatan Laut Australia, Red). Bagi TNI AL, lanjutnya, latihan ini lebih pada upaya untuk meningkatkan profesionalisme TNI AL.
Latihan ini juga, lanjut Sidik, akan membawa dampak pada pengelolaan wilayah maritim. “Kalau dampak langsung, saya belum melihat. Kami sudah lapor Pak Gubernur Piet Tallo, supaya bertemu untuk membicarakan bersama tentang kasus nelayan kita di Australia,” ujar Sidik, didampingi Danlantamal VII Kupang, Laksamana Pertama (TNI), Agus Setiawan Basuki.
Gubernur NTT, Piet A Tallo, S.H, yang ditemui Pos Kupang, Rabu (15/11), mengatakan, keberadaan TNI AL di daerah ini untuk menjaga keamanan wilayah perairan demi menjaga kepentingan masyarakat dan keutuhan negara ini.
Kehadiran TNI AL ini, demikian Piet Tallo, diharapkan dapat memotivasi masyarakat NTT untuk mewujudkan program gerakan masuk laut dan memanfaatkan sumber daya yang di laut. Selain itu, katanya, memotivasi kaum muda untuk menjadi taruna angkatan laut.
Gubernur Piet Tallo berharap keberadaan TNI AL di NTT bisa menghentikan nelayan NTT masuk ke perairan laut Australia secara ilegal. “Banyak nelayan kita sering diperalat orang lain dengan menggunkan perahu mereka untuk masuk Australia secara ilegal. Nelayan kita tergiur karena pendapatannya besar. Jadi, kalaupun ditangkap Angkatan Laut Australia dan perahunya dihancurkan, bagi nelayan kita, itu bukan masalah karena mereka dibayar dua kali lipat dari harga perahunya,” kata Piet Tallo. PK
No comments:
Post a Comment